Senin, 17 Oktober 2011

KATA PENGANTAR


       Puji syukur senantiasa kami sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kami kesehatan, kesempatan dan kemauan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
        Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Komunikasi, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan bagaimana komunikasi yang baik dalam pemberian Asuhan Keperawatan.
       Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Selain itu kami juga mempunyai keterbatasan kemampuan, maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca, agar makalah ini menjadi lebih baik.



Padang, Juli 2011










DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG...............................................................................
B.     TUJUAN....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Demografi Kabupaten Pesisir Selatan.........................................................
B.     Administratif Pemerintahan dan Demografis..............................................
C.     Perekonomian Kabupaten Pesisir Selatan...................................................
D.    Objek Wisata Kabupaten Pesisir Selatan....................................................
E.     Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan..........................................................
F.      Pendidikan di Kabupaten Pesisir Selatan...................................................
G.    Pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan...............................................
H.    Kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan.....................................................
I.       Masalah Sosial Ekonomi.............................................................................
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN
B.     SARAN
DAFTAR PUSTAKA






                                                                    BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
         Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu dari 19 kabupaten / kota di Propinsi Sumatra Barat, dengan luas wilayah 5.749,89 Km2.Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan terletak di bagian selatan Propinsi SumatraBarat, memanjang dari utara ke selatan dengan Panjang garis pantai 234 Km.
        Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan Propinsi Jambi, sebetah selatan dengan Propinsi Bengkulu dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
        Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit mulai berkembang pesat sejak sepuluh tahun terakhir, yang berlokasi di Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek Balai dan Lunang Silaut. Melibatkan beberapa investor nasional dengan pola perkebunan inti dan plasma. Sebuah industri pengola minyak sawit CPO kini sudah berdiri di Kec. Pancung Soal, dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari.
         Pesisir Selatan memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona. Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasaan wisata ini oleh pemerintah pusat masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) mewakili kawasan barat Indonesia.
B.     TUJUAN
1.Mengetahui secara umum letak dan potensi yang ada di kabupaten pesisir selatan
2. Mempromosikan kebudayaan, kesenian dan pariwisata yang ada di Pessel







BAB II
PEMBAHASAN



A.    Demografi Kabupaten Pesisir Selatan

1. Geografis.
Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai luas 5.749,89 Km² secara geografis terletak antara 0°59 Lintang Selatan dan 100°.19 - 101°.18 Bujur Timur, dengan batasbatas
sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatas dengan Kota Padang.
Sebelah Selatan berbatas dengan Propinsi Bengkulu.
Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Solok dan Propinsi Jambi.
Sebelah Barat berbatas dengan Samudera Indonesia.
    Secara umum daerah ini beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 22° C hingga 32° C. Letak Kabupaten Pesisir Selatan memanjang dari Utara ke Selatan dengan panjang garis pantai 234 Km² di sebelah Barat Pulau Sumatera dan di sebelah Timur di pagari ketat oleh Bukit Barisan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat(TNKS).
     Kawasan hutan seluas 3.969,15 km² atau 69,03 % dari luas daerah keseluruhan. Sisanya untuk areal budidaya pertanian seluas 915,96 km² (15,93 %), areal perumahan 94,87 km² (1.65 %) dan semak belukar 769,91 km² (13,39%). Dengan kondisi geografis ini, Kabupaten Pesisir Selatan hanya memiliki 1 (satu) jalan utama sebagai saranatransportasi untuk keluar - masuk daerah.

2. Topografis.
       Kabupaten Pesisir Selatan memiliki topografi yang tidak rata, di sebelah Barat pada umumnya dataran rendah dengan permukaan datar. Dibagian Timur merupakan dataran tinggi dengan jajaran pegunungan Bukit Barisan. Di bagian Utara mempunyai areal yang terbatas, karena permukaan tanah bergelombang dan di bagian Selatan mempunyai areal yang cukup luas karena permukaan tanah umumnya datar. Kabupaten Pesisir Selatan dialiri oleh 27 (dua puluh tujuh) buah sungai ( 11 buah sungai besar dan 16 buah sungai kecil ) yang berhulu di kawasan Bukit Barisan dan bermuara ke Samudera Indonesia. Disamping itu wilayah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki 25 (dua puluh lima) buah pulau.

B. Administrasi Pemerintahan dan Demografis
Secara administratif, Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari 12 Kecamatan, 37
Nagari dan 191 kampung, dengan perincian penduduk sebagai berikut :
1. Koto XI Tarusan                             9 50.063
2. Bayang                                            4 42.012
3. IV Nagari Bayang Utara                 4 7.822
4. Iv Jurai                                            4 40.783
5. Batang Kapas                                  3 30.245
6. Sutera                                              3 41.250
7. Lengayang                                      2 51.192
8. Ranah Pesisir                                   2 30.476
9. Linggo Sari Baganti                        2 39.532
10. Pancung Soal                                1 32.342
11. Basa IV Balai Tapan                     1 23.203
12. Lunang Silaut                                2 26.015
J U M L A H                                       37 415.124

     Sebagai besar penduduk Kabupaten Pesisir Selatan bermukim di sepanjang pantai yang membujur dari utara sampai ke selatan. Mata pencaharian penduduk
sebagian besar petani dan nelayan.

1. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana yang terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan, antara lain :
1. Sekolah TK                                                 85 unit
2. SD                                                               385 unit
3. SLTP                                                           42 unit
4. SLTA                                                          30 unit
5. RSU                                                            1 unit
6. PUSKESMAS                                            18 unit
7. PUSTU                                                       85 unit
8. MASJID                                                     392 buah
9. LANGGAR                                                613 buah
10. MUSHALLA                                           85 buah
11. JALAN NEGARA                                   223,5 km
12. JALAN KABUPATEN                           1.338,5 km
13. JALAN LINGKUNG                              176,1 km
14. JEMBATAN                                             276 buah
15. PASAR                                                     22 buah

2. Sejarah

     Sebelum terbentuknya Provinsi Sumatera Barat, Pesisir Selatan merupakan bagian dari Kabupaten Pesisir Selatan dan Kerinci (PSK) periode Sumatera Tengah. Jauh dimasa silam, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat yang terdiri dari rawa-rawa dataran rendah dan bebukitan yang belum berpenghuni. Kalaupun ada penghuni jumlahnya sangat sedikit dan besar kemungkinan mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai Orang Rupit pelarian dari daerah Sungai Pagu Muara Labuh dan sekitarnya.           Kemudian beberapa ratus tahun kemudian barulah datang orang-orang dari darek (Luhak) menempati wilayah ini dan juga dari arah selatan (Bengkulu, Jambi dan Palembang). Dari darek sendiri ada dua daerah asal yaitu Kubuang Tigo Baleh dan Sungai Pagu Muaro Labuh.
       Penduduk dari Kecamatan XI Koto Tarusan dan Kecamatan Bayang secara historis umumnya berasal Luhak Kubuang Tigo Baleh terutama dari nagari Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau Kabupaten Solok sekarang dan Sungai Pagu, Solok Selatan sekarang. Sebagian nenek moyang Nagari Inderapura ada yang berasal dari darek (Pariangan Padang Panjang, Padang Panjang sekarang). Dan sebagian kecil dari Bengkulu dan Kerinci terutama penduduk Tapan dan Lunang.
       Pada tahun 1523 di Painan sudah berdiri sebuah surau, lembaga pendidikan agama di Minangkabau. Pada abad 16 ini pula, Pulau Cingkuk di Painan menjadi pelabuhan kapal international yang berjaya sebagai pelabuhan emas Salido.
       Pada tahun 1660, Belanda pernah berkeinginan untuk memindahkan kantor perwakilan mereka dari Aceh ke Kota Padang dengan alasan lokasi dan udara yang lebih baik namun keinginan ini ditolak oleh penguasa kota Padang hingga akhirnya mereka berkantor di Salido.
      Perjanjian Painan pada tahun 1663 yang diprakarsai oleh Groenewegen yang membuka pintu bagi Belanda untuk mendirikan loji di kota Padang, selain kantor perwakilan mereka di Tiku dan Pariaman. Dengan alasan keamaman kantor perwakilan di kota Padang dipindahkan ke pulau Cingkuk hingga pada tahun 1667 dipindahkan lagi ke kota Padang. Bangunan itu terbakar pada tahun 1669 dan dibangun kembali setahun kemudian.
       Masyarakat Bayang pernah terlibat dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda selama lebih kurang satu abad yaitu dimulai pada tahun 1663 sampai 1771.
       Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau.           Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.

3. Tonggak Sejarah Pesisir Selatan

  • 19 Agustus 1621 dengan peristiwa penolakan tegas pembesar Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik imperialisme dan mengarah kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.
  • 7 Juni 1663, Perang Bayang (1663-1711), perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan Sumatera Barat, yakni di Pulau Cingkuk tahun 1662.
  • 6 Juli 1663, Perjanjian Painan lanjutan dari Sandiwara Batangkapas. Sandiwara menolak kebijakan politik Sultan Iskandar Muda (Aceh) menjaga ketat bahkan hendak menutup kota pantai pelabuhan Samudrapura, Indrapura dalam berdagang lada dan emas.
  • 28 Januari 1667, pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau dan Belanda yang salah satu solusinya adalah pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah sub kultur Minangkabau.
  • 6 Juni 1701, kemarahan rakyat Pesisir Selatan terhadap tipuan Belanda menawarkan jasa memadamkan huru-hara sebagai mantel praktik imperialism mengarah colonialism, dengan membakar loji VOC di Indrapura.

4. Bandar Sepuluh dan Kerajaan Inderapura

           Dulu hampir seluruh wilayah kabupaten Pesisir Selatan sekarang merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Inderapura. Juga pernah dikenal sebagai Banda Sapuluah atau Bandar Sepuluh karena ia terdiri dari sepuluh kota kecil atau bandar yang sekarang merupakan ibukota kecamatan. Tapi Bayang, Sebelas Koto Tarusan, Inderapura, Tapan dan Lunang tidak termasuk kedalam Banda Sapuluah tersebut. Sementara itu Banda Sapuluah merupakan wilayah rantau dari Sungai Pagu, Solok Selatan

C.    Perekonomian Kabupaten Pesisir Selatan

          Sebagian besar penduduk Pesisir Selatan bergantung pada sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan perdangan. Sementara sumber daya potensial lainnya adalah pertambangan, perkebunan dan pariwisata.
Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit mulai berkembang pesat sejak sepuluh tahun terakhir, yang berlokasi di Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek Balai dan Lunang Silaut. Melibatkan beberapa investor nasional dengan pola perkebunan inti dan plasma. Sebuah industri pengota minyak sawit CPO kini sudah berdiri di Kec. Pancung Soal, dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari.

1.      Masakan khas

        Di Pesisir selatan dikenal rendang lokan (sebangsa kerang hijau) bercangkang hitam. Lokan banyak terdapat dimuara sungai Indrapura dengan kedalaman ± 16 m'. Saat pengambilan Lokan penyelam tidak memakai alat bantu sama sekali.

D.    Objek Wisata Kabupaten Pesisir Selatan

           Pesisir Selatan memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona. Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasaan wisata ini oleh pemerintah pusat masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) mewakili kawasan barat Indonesia. Kawasan wisata potensial lainnya adalah Jembatan Akar, Water Pall Bayang Sani, Cerocok Beach Painan, Bukit Langkisau, Nyiur Melambai serta sejumlah objek wisata sejarah, seperti Pulau Cingkuak (Cengco), Peninggalan Kerajaan Inderapura dan Rumah Gadang Mandeh Rubiah Lunang. Bila semua potensi pariwisata Pesisir Selatan tersebut dapat diekelola secara profesional tentu akan jadi sumber PAD andalan daerah di masa mendatang. Untuk itu pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membuka diri selebar lebarnya kepada investor yang berminat menanamkan modatnya di daerah ini. Di Pesisir Selatan banyak terdapat objek wisata baik objek wisata alam maupun wisata sejarah dan budaya. Ada beberapa objek wisata yang terkenal, antara lain:
  1. Pantai Mandeh (Tarusan)
  2. Pulau Cubadak
  3. Jembatan Akar (Bayang)
  4. Air Terjun Bayang Sani (Bayang)
  5. Puncak Langkisau (Painan)
  6. Pantai Carocok (Painan)
  7. Benteng Portugis di Pulau Cingkuk (Painan)
  8. Bekas pertambangan emas di Salido
  9. Pantai Pasir Putih di Kambang
  10. Puing-puing Istana Kerajaan Inderapura di Muaro Sakai (Inderapura)
  11. Istana Mande Rubiah di Lunang

      Pesisir Selatan sangat kaya potensi wisata. Garis pantai yang panjang menghidangkan keindahan yang nyaris tiada duanya di dunia. Lautan luas yang dimiliki, menyuguhkan pulau-pulau kecil yang menyimpan keindahan tiadatara. Riak-riak ombak yang tidak henti bernyanyi menghampiri landai pantai. Pokoknya keindahan itu tidak akan mengecewakan, bahkan kebetahanpun akan muncul bagi setiap pengunjungnya bila tempat itu dikelola dengan apik (baik) sebagai objek wisata.
      Semua itu, selama ini bukan tidak pernah dikunjungi Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Nusantara (Wisnu), tetapi angkanya baru sekedar pelepas tanya. Kunjungan wisata masih berskala kecil,.belum bisa menghidupkan ekonomi masyarakat. Kontribusi terhadap masyarakat setempat belum begitu nyata. Mengapa itu terjadi ? banyak hal yang membuat begitu, mulai dari masih minimnya sarana dan prasarana penunjang yang dimiliki, sampai pada belum optimalnya promosi.
       Jika dilihat dari kunjungan wisata kedaerah ini, meski terjadi peningkatan dari tahun ketahunnya, namun angka itu masih terbilang kecil. Sehingga pengembangan wisata di Kabupaten ini masih terbilang slow (lambat). Sejak beberapa tahun terakhir pergeseran angkanya ketangga naik sudah mulai agak besar. Sesuai data Dinas Pariwisata Seni dan Budaya kabupaten setempat, tahun 2007, kunjungan wisata baik Nusantara ataupun Mancanegara sebanyak 51.116 jiwa, naik dari tahun sebelumnya (2006) yang hanya 30.246 jiwa. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan angkanya masih jauh dari potensi yang dimiliki.
        Mengingat hal itu, Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pariwisata Seni dan Budaya sejak awal tahun ini tengah gencar-gencar menjual potensi yang dimiliki tersebut keberbagai penjuru. Berbagai media sampai pada guide difasilitasi untuk mempromosikan pariwisata didaerah itu. Hampir setiap hari Dinas tersebut dengan Bidang promosi di dinasnya menjalani hari-harinya dengan berbagai kegiatan Pariwisata.
        Mereka seakan tidak pernah lagi mengenal waktu senggang atau istirahat dari kegiatan. Hanya saja kegiatan itu belum banyak mengarah pada fisik atau infrastruktur penunjang pariwisata, semuanya lebih terprogram pada promosi. Misalkan, atraksi dan ivent-ivent penting lainnya seringkali diadakan. Tidak saja di Kabupaten itu, sampai keluar daerah terus diikuti. Ini tidak lain demi pencapaian target kunjungan.
         Belum lama ini promosi melalaui tayangan Televisi (TV), kemudian dalam waktu yang belum lama juga, paling tidak tahun 2008 lalu telah hadir lagi sejumlah guide se Sumatera ke kabupaten ini, juga dalam rangka memprosikan Pariwisata di daerah itu. Dari kunjungan para Guide itu diharapkan mampu mengangkat taraf kunjungan wisata Pesisir Selatan kedepannya dengan promosi wisata yang akan dilakukan kemata calon Wisman.
         Dengan terjadinya peningkatan kunjungan wisata diharapkan berdampak posistif pada perekonomian masyarakat Kabupaten itu, sesuai dengan tujuannya untuk mempromosikan Pariwisata daerah itu ke Mancanegara demi peningkatan angka kunjungan wisata.

         Banyak kalangan dari masyarakat Pesisir Selatan mengatakan, kedatangan guide itu sangat baik demi majunya Pariwisata di daerah ini. Jika perlu jalin hubungan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten melalui Dinas terkait dengan Guide itu. Tidak ada ruginya, memberikan reward (bonus) kepada mereka (guide) yang berhasil menarik kunjungan wisata terbanyak ke daerah ini. Bertambahnya angka kunjungan wisata ke Pesisir Selatan merupakan sebagian dari hasil usaha mereka dalam mempromosikan Pariwisata daerah ini ke mata dunia. Maka itu, pantas saja diberikan bonus kepada mereka yang berjasa.
        Potensi wisata yang dimiliki Pesisir Selatan memang sangat luas dan melimpah. Namun selama ini belum terkelola secara professional. Karena, selain belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk pemancing kunjungan wisata, tenaga handal yang diharapkan untuk memacu perkembangan pariwisata itu juga belum dimiliki Kabupaten tersebut. Objek wisata alam dan bahari yang sangat berpotensi untuk dikembangkan, hanya mengendap, tidak kunjung maju dan perkembangannyapun belum terlihat. Meski ada, namun belum begitu dahsyat.

       Perkembangan Pariwisata Pesisir Selatan berjalan, tapi slow (lambat). Ini dapat dilihat pada akses Pariwisata yang masih terbatas. Infrastruktur penunjang Pariwisata yang dimiliki Kabupaten ini masih belum memadai. Sehingga pengunjung wisata belum merasakan adanya ketenangan. Sedangkan konsep promosi dari dinas terkait selama ini juga masih belum menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. Maka itu untuk memperlaju jalan tersebut, semuanya terlebih dahulu harus dibenahi. Dinas Pariwisata kedepannya agar melakukan grand designs. Tradisi daerah harus ditampilkan dan nyali harus diperkuat.

       Kesenian-kesenian tradisional juga tidak kalah daya tariknya bagi wisatawan untuk berkunjung kedaerah wisata. Selama ini, hal tersebut juga nyaris tertinggalkan sehingga tidak muncul dipermukaan. Ini juga harus dibangkitkan dan digalakkan kembali, seperti Rabab Pasisie, lukah gilo dan kesenian tradisional Pessel lainnya.

E.     Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan

       Sebagian besar penduduk Kabupaten Pesisir Selatan bermukim di sepanjang pantai. Dari
data statistik, penduduk yang bermukim di pesisir pantai diperkirakan berjumlah 294.782 jiwa.

F. Pendidikan di Kabupaten Pesisir Selatan

  1. Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Painan
  2. Sekolah Tinggi Agama Islam Balai Selasa
  3. Sekolah Tinggi Agama Islam Madrasah Arabiah Bayang

G.Pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan

        Yang menjadi isu pembangunan di Kecamatan Bayang sampai saat ini adalah pembangunan jalan tembus Bayang (Pasar Baru) - Alahan Panjang (Solok/Solok Selatan) dan Kambang (Lengayang) - Muara Labuh (Solok Selatan) yang terkendala oleh keberadaan hutan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Jalan tembus ini sudah lama dinantikan masyarakat kedua kabupaten demi kemajuan ekonomi mereka


Permasalahan Pembangunan Kehutanan Komplek
        Permasalahan pembangunan kehutanan tidak hanya terkendala masalah tekhnis, tetapi juga muncul dari aspek sosial, ekonomi dan perluasan daerah. Kompleknya permasalahan itu karena Pertambahan penduduk dan tingkat kebutuhan yang semakin tinggi.
        Pertambahan penduduk tidak pernah berhenti dan kebutuhan hidup terus meningkat sedangkan luas lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tidak bertambah, malah semakin berkurang. Hal itulah yang menjadikan tantangan dan persoalan serius bagi pembangunan kehutanan.
       Menghadapi kenyataan tersebut, harus ada konsep yang jelas dan tegas tentang luas hutan yang perlu dipertahankan demi kelangsungan dan kelestarian kehidupan. Intensifikasi pengelolaan hutan yang tersisa harus menuju kualitas hutan yang semakin baik.
       Tanpa partisipasi masyarakat hal itu akan menjadi tantangan yang cukup berat lagi pada masa akan datang. Untuk itu, pemantapan kawasan hutan berupa pengukuhan hukum disertai penyadaran masyarakat melalui penyuluhan yang intensif.
      Pemerintah kabupaten Pesisir Selatan dalam rencana pembangunan kehutanannya ke depan akan lebih mengutamakan perhatian pada kawasan konservasi dengan tidak mengenyampingkan upaya pensejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan serta tetap selaras dengan kebutuhan negara dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi.
        Kabupaten Pesisir Selatan memiliki luas wilayah 5.749,89 Km2 dan hampir 74 persen merupakan kawasan hutan yang sebagian besar merupakan kawasan hutan lindung. Daerah ini juga berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dengan panjang garis pantai mencapai 234 km.
H. Kesehatan di Kabupaten Psisir Selatan
Ø  Pelayanan Gratis di Puskesmas Prioritas Program Bidang Kesehatan
      Pelayanan gratis di Puskesmas tetap menjadi salahsatu prioritas program bidang kesehatan dalam upaya kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat memiliki peran peran penting dalam meningkatkan pembangunan daerah.
      Kini ada sekitar 187 ribu jiwa lebih penduduk telah dijamin melalui Jamkesmas dan Jamkesda untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum. Dengan jaminan tersebut diharapkan mutu kesehatan masyarakat dapat terus ditingkatkan sehingga kunjungan ke puskesmas dan rumah sakit juga meningkat
       Sedangkan, prioritas program dan kegiatan lainnya pada 2012 adalah program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan seperti pembangunan baru poskesri dan pembangunan RSUD Tapan. Sementara, program kemitraan peningkatan kesehatan dilakukan melalui kemitraan Asuransi kesehatan masyarakat (Jamkesda) dan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). 
Ø  Pembangunan Bidang Kesehatan Melalui Ketersediaan Tenaga Medis
        Program pemerintah daerah kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) di bidang kesehatan tentang pelayanan kesehatan dasar secara gratis terhadap semua masyarakat ,hendaknya seiring dengan ketersedian tenaga medis yang profesional.
         Ketersedian tenaga medis ini juga harus menyeluruh, mulai dari tingkat nagari atau desa, hingga ke tingkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), yang disesuikan dengan kebutuhan masyarakat secara umum. Selain itu, kepada tenaga medis terutama bidan Desa harus proaktif pula melakukan penyuluhan kepada masyarakat tenang arti penting kesehatan. Termasuk  memberikan laporan  kepada pemerintah melalui jajaranya bila ditemui msyarakat yang mengalami penyakit aneh dan gizi buruk di wilayah kerjanya.
         Imbauan untuk bekerja secara profesional itu, agar sasaran pemerintah dengan diberlakukanya pelayanan kesehatan gratis itu tercapai sebagai mana mestinya. Walau pelayanan kesehatan dasar di tingkat Puskesmas itu sudah diberlakukan sejak dua tahun terakhir di kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), tapi melihat sosialisasinya belumlah menyeluruh kepada masyarakat. Buktinya masih banyak ditemui masyarakat miskin takut datang ke Puskesmas untuk berobat, walau pada prinsipnya mereka tidak dipungut biaya.
Ø  Dokter Spesialis Kebidanan Sangat Dibutuhkan
        Kesehatan, pendidikan dan pembangunan infrastruktur merupakan program pembangunan daerah kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) untuk keluar dari kabupaten tertinggal dan miskin. Namun upaya ini akan sulit terwujut jika tidak diiringi dengan peningkatan SDM serta kuantitas tenaga  yang akan menjalankanya sesui bidang pembanguan tersebut.
       Di bidang kesehatan saja misalnya, hingga saat ini dikabupaten Pesisir Selatan (Pessel) jumlah   bidan dan dokter, termasuk dokter spesialis belumlah memadai sesuai kebutuhan. Padahal pelayanan kesehatan termasuk salah satu prioritas yang tidak boleh diabaikan untuk keluar dari daerah tertinggal.
       Sekarang jumlah tenaga medis di kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) baru mendekati angka 50 persen dari standar kebutuhan, kondisi ini tentu berdampak terhadap pelayanan itu sendiri. Kondisi ini juga dapat dilihat di tingkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dimana jumlah tenaga dokter spesialis atau dokter ahli juga terbatas. Kondisi ini tentu akan berdampak terhadap pelayan itu sendiri.
     Yang lebih ironis lagi, sampai saat ini di RSUD M Zain Painan, baru memiliki satu tenaga dokter spesialis kebidanan,  kondisi ini tentu akan berpengaruh terhadap pelayanan ibu hamil yang akan melahirkan dengan jumlah penduduk mencapai 496 ribu di kabupaten ini. Dengan hanya memiliki satu dokter spesialis kebidanan itu, tentu kekuatiran kita sebagai masyarakat akan tinggi, terutama sekali disaat dokter ridak ada di tempat.
       Selain itu, satu dokter spesilis kebidanan yang ada di RSUD M Zain Painan (Dr Muslim red) saat ini, telah ditambah pula dengan beban tugas sebagai direktur di RSUD M Zein, ini jelas akan membuatnya bertambah sibuk menghadiri berbagai rapat dan pertemuan. sementara yang akan menggantikanya tidak ada sesuai keahlianya.
       Karena ini kebutuhan mendesak, sehingga sudah sewajarnya pemerintah daerah kabupaten Pesisir Selatan (bupati red) mengusulkan permintaan dokter spesialis kebidanan ini ke tingkat Provinsi, apa lagi tahun ini akan dibuka penerimaan CPNS baik di tingkat kabupatan maupun Provinsi. Termasuk juga tenaga bidan yang akan ditempatkan di nagari atau Desa, agar pembangunan dibidang kesehatan sebagai mana diharapkan itu tercapai.
        Kebutuhan tenaga medis dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) harus menyeluruh, mulai dari ketersediaan tenaga Perawat, Bidan, Dokter Umum hingga Dokter Spesialis.
 Hal ini dimaksudkan agar pelayanan kesehatan terhadap warga dapat terpenuhi dengan baik, sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh berobat keluar daerah. Program Pemkab Pesisir Selatan bidang kesehatan, yakni tentang pelayanan kesehatan dasar secara gratis terhadap semua masyarakat, hendaknya seiring dengan ketersedian tenaga medis yang profesional.
      Ketersedian tenaga medis dimulai dari tingkat Nagari hingga ketingkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat secara umum. Dibidang kesehatan jumlah Bidan dan Dokter Umum dan Dokter Spesialis belumlah memadai. Sekarang jumlah tenaga medis di Pessel baru mendekati angka 50 persen dari standar kebutuhan.
RSUD M. Zain Painan baru memiliki satu Dokter Spesialis Kebidanan, kondisi ini dapat berpengaruh terhadap pelayanan ibu hamil yang akan melahirkan dengan jumlah penduduk mencapai 496 Ribu di Kabupaten ini. Satu Dokter Spesialis Kebidanan yang ada di RSUD M. Zain Painan (Dr. Muslim) saat ini juga bertugas sebagai Direktur di RSUD M. Zein, dan ini jelas membuat jadawalnya bertambah sibuk.
Sudah sewajarnya Pemerintah Daerah Kabupaten mengusulkan permintaan Dokter Spesialis Kebidanan ini ketingkat Provinsi dan tenaga Kebidanan, menyusul tahun ini akan dibuka penerimaan CPNS di Kabupatan dan Provinsi.
Ø  Kunjungan Ke Puskesmas Meningkat Dengan Pelayanan Kesehatan Gratis
      Sejak digratiskannya pelayanan kesehatan dasar oleh Pemerintah kabupaten Pesisir Selatan tahun 2007 lalu, terlihat kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksakan kesehatan semakin membaik. Indikatornya terlihat dari tingkat kunjungan masyarakat ke Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang semakin meningkat.
         Kepala Dinas Kesehatan Mirsal. B menyatakan tahun 2007 tingkat kunjungan ke Puskesmas hanya sebanyak 348 ribu kali kunjungan pada seluruh Puskesmas yang ada. Tahun 2010 lalu tercatat tingkat kunjungan masyarakat mencapai 375.938 kali.
       Hal ini menunjukkan tujuan program pemerintah daerah dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara perlahan dapat tercapai.
      Meski demikian Mirsal mengakui masih banyak ditemui kendala dalam pelaksanaannya terutama mengenai kurangnya sosialisasi sehingga masyarakat sering salah memahami mengenai program tersebut. Yang dilayani secara gratis adalah kesehatan dasar yang sudah diatur dalam Perda namun masyarakat beranggapan seluruh pelayanan diberikan gratis sehingga sering menimbulkan salah paham dengan petugas kesehatan.
      Untuk itu ia berjanji akan terus menekankan kepada seluruh petugas kesehatan di Puskesmas agar terus melakukan sosialisasi sehingga tidak lagi terjadi salah pemahaman.Mengenai alokasi anggaran untuk program pelayanan kesehatan dasar gratis tersebut Mirsal menyebutkan tahun 2010 alokasi anggaran adalah sebesar Rp225 Juta dan tahun ini juga dialokasikan sebesar Rp225 Juta
I.       Masalah Sosial Ekonomi

Ø  PKH Tekan Angka Kemiskinan
       Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program Nasional telah mampu menekan angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Hal ini terlihat pada tahun 2005 angka kemiskinan di Pessel terdata 41 persen lebih KK (Kepala Keluarga) miskin, tahun 2009 mengalami penurunan mencapai 29 persen KK miskin atau sekitar 30.000 KK miskin.
      Plt. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Zefnihan didampingi kabid penanganan masalah sosial Islahudin saat Rapat Koordinasi PKH Kabupaten Pessel di Ruang pertemuan Bapedda Pessel Jumat (26/11) di Sago Kecamatan IV jurai Kab Pessel menyebutkan masyarakat penerima manfaat program PKH tahun ini di kabupaten Pessel,ditempatkan pada tujuh kecamatan.
        Tujuh kecamatan itu diantaranya di kecamatan Koto XI Tarusan sebanyak 603 rumah tangga sangat miskin (RTSM), Bayang 736, Sutera 1.154, Lengayang 1.318, Linggo Sari Baganti 2.393, Pancung Soal 1191 RTSM dan Lunang Silaut sebanyak 1.251 RTSM dengan total semuanya 8846 RTSM.
        Dari jumlah RTSM yang terbantu oleh PKH juga masih ada sekitar 32 ribu KK miskin lagi di Pessel yang masih kita pikirkan, mudah-mudahan pengembangan wilayah pada kecamatan lain di Pessel juga ada dari PKH Kementrian Sosial pusat, katanya menambahkan.
       Bila dibanding tahun sebelumnya jumlah penerima mamfaat tidak ada perubahan jumlah kuaota, namun terjadi pergeseran, dimana masyarakat tersebut telah mampu dibanding tahun lalu, sehingga ini bisa dialihkan kepada masyarakat yang miskin dan mempunyai kriteria pada program PKH baik disisi kesehatan maupun disisi pendidikan dengan catatan ada legalitasnya oleh BPS atau masuk dalam data PPLS.
      Program PKH merupakan bantuan langsung tunai bersarat yang mempunyai kualifikasi pendidikan dan kesehatan. Di bidang kesehatan yaitunya ibu hamil, nifas, balita dan bidang pendidikan SD/sederajat sampai tingkat SLTP (Sekolah Lanjutan Pertama) atau sederajat.
       Sementara, kepada pendamping PKH diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat peserta PKH untuk berobat melalui tenaga kesehatan,selain itu mari kita sekolah anak sesuai paradigma PKH "Orang tua saya boleh miskin tapi saya tidak .

Ø  Pacu Pertumbuhan, Pemkab Pessel Lakukan Pemberdayaan

       Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terus berupaya melakukan pemberdayaan petani dan nelayan didaerahnya dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan usaha ekonomi berbasis agribisnis baik disektor hulu maupun hilir.
        Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit menyebutkan pemkab berharap upaya pemberdayaan petani dan nelayan ini dilakukan melalui lembaga-lembaga penguatan usaha, termasuk Lembaga Keuangan Mikro dan Agribisnis (LKMA) dan koperasi.
       Khusus untuk sektor pertanian, sejak Tahun 2008 telah dikembangkan lembaga keuangan dan pembiayaan ditingkat Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang dinamakan LKMA, katanya menambahkan.
      Selain itu, Pemerintah Kabupaten juga terus memotivasi petani untuk melakukan intensifikasi pertanian dan nelayan.
        Pada tahun-tahun mendatang, Pemda akan meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi agar masyarakat dapat melakukan diversifikasi usaha yang terpadu, sehingga akan memantapkan dan menguatkan perekonomian mereka.
       Menurutnya, potensi itu amat memungkinkan didaerah ini, karena Pesisir Selatan memiliki potensi tanaman pangan untuk diintegrasikan dengan peternakan, perikanan dan perkebunan. "Sekarang adalah bagaimana kita bersama-sama memotivasi masyarakat untuk terus giat agar tidak malas dalam mengembangkan usaha.
























BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
     Dari uraian makalah tadi kita bisa mengetahui isi alam. Demografi, topografi,kebudayaan. Kesenian, dan pariwisata yang terdpat d kabupaten pesisir selatan serta pendidikan serta penduduk dan masalah sosial ekonomi yang ada.
    Kabupaten pesisir selatan merupakan daerah yang terletak sepanjang pesisir pantai yang pada umumnya penduduknya berprofesi sebagai petani dan nelayan. Penduduknya memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dengan baik sehingga bisa dikelola menaikkan taraf hidup dan memajukan kabupaten pesisir selatan itu sendiri.
B.     SARAN
       Pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu bagi pembaca yang kurang paham dengan isis makalah dapat memberikan kritik dan saran. Pembuatan makalah ini brtujuan untuk meningkatkan mutu dan dan potensi dari kabupaten pesisie selatan serta menambah pengetahuan pada pembaca untuk mengetahui daerah-daerah yang ada di Indonesia














DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar